Objek Wisata Didenpasar
Objek Wisata Didenpasar
Denpasar
Nama Denpasar dapat berarti pasar baru. Sebelumnya kawasan ini merupakan bagian dari Kerajaan Badung, sebuah kerajaan yang pernah berdiri sejak abad ke-19, sebelum kerajaan tersebut ditundukan oleh Belanda pada tanggal 20 September 1906, dalam sebuah peristiwa heroik yang dikenal dengan Perang Puputan Badung. Seiring dengan kemampuan serta potensi wilayahnya dalam mengelola otonomi daerah, pada tanggal 15 Januari 1992 Kota Administratif Denpasar meningkatkan statusnya menjadi kotamadya, Denpasar juga ditetapkan sebagai ibu kota bagi Provinsi Bali yang kembali berkedudukan di Singaraja.
Pembangunan dan perkembangan pariwisata serta daya tarik pulau Bali berpengaruh kuat terhadap perubahan struktur dan peningkatan perekonomian di Kota Denpasar, secara tidak langsung telah mendorong kemajuan pembangunan di Kota Denpasar. Disamping itu yang juga ikut mendongkrak ekonomi Kota Denpasar adalah produksi barang kerajinan berupa barang kerajinan untuk cinderamata, seperti ukiran dan patung. Namun industri kerajinan ini tengah mengalami tekanan, selain karena dampak krisis dan persaingan antar daerah, tekanan lain bersumber dari persaingan antar negara yang berkembang di Asia lainnya seperti Vietnam, Thailand, India, Malaysia dan Cina. Negara pesaing ini lebih memaksimalkan skala produksi dengan memanfaatkan teknologi industri,
Sebagai salah satu sentra pengembangan pariwisata, Kota Denpasar menjadi barometer bagi kemajuan pariwisata di Bali, hal ini dapat dilihat dengan munculnya berbagai hotel berbintang sebagai sarana penunjang aktifitas pariwisata di daerah tersebut. Pantai Sanur merupakan salah satu kawasan wisata pantai yang ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Sementara Lapangan Puputan merupakan kawasan ruang terbuka hijau di Kota Denpasar sekaligus berfungsi sebagai paru-paru kota.
Ada beberapa tempat yang menarik untuk dikunjungi di Denpasar, seperti Pura Jagatnata (Pura Jagatnata), Museum Bali, Monumen Puputan Badung, Monumen Bajra Sandhi, Pasar Kumbasari di mana Anda dapat melihat masyarakat lokal dengan kegiatan mereka di pasar.
1. Pura Agung Jagatnatha
Pura Agung Jagatnatha berdiri di pusat Kota Denpasar tepatnya di Jalan Mayor Wisnu Denpasar di sebelah utara Museum Bali dan di sebelah timur Lapangan Umum Puputan Badung. Pura Agung Jagatnatha tempat pemujaan Tuhan dalam perwujudannya sebagai Sang Hyang Jagat Natha - Penguasa Jagat Raya. Kata natha dalam bahasa Sansekerta di samping berarti raja, juga pertolongan atau perlindungan.
Pura Agung Jagatnatha didirikan menghadap ke barat sebagaimana umumnya pura-pura di Bali. Di pura Agung Jagatnatha ini Umat Hindu juga melakukan persembahyangan pada hari-hari besar keagamaan seperti Galungan, Kuningan, Saraswati, Pagerwesi dan Siwaratri.
2. Taman Budaya Bali
Taman Budaya Bali atau yang lebih dikenal dengan nama Art Center Bali adalah komplek bangunan dan panggung yang didirikan untuk pementasan seni serta pengembangan seni Bali. Taman Budaya Bali ini berada di tengah-tengah kota denpasar tepatnya di jalan nusa indah Denpasar. Taman budaya bali atau Art Center Bali didirikan oleh gubernur bali yang pertama yaitu Ida bagus mantra. Beliau sangat peduli dengan nilai-nilai budaya timur khususnya Budaya Bali dan untuk menjaga Budaya Bali agar tetap hidup beliau rela mengorbankan tanah pribadinya sebagai pusat kesenian yang sekarang kita kenal dengan nama Art Center Bali.
Art Center Bali tersusun dalam beberapa komplek yaitu:
- Komplek Suci meliputi Pura Taman Beji, Bale Selonding, Bale Pepaosan, dll.
- Komplek tenang meliputi Perpustakaan dimana ditempat ini tersimpan buku buku tentang sejarah bali.
- Komplek setengah ramai meliputi Gedung Pameran Mahudara, Gedung Kriya, Studio Patung, Wisma Seni dan Wantilan tempat ini merupakan aula tempat pameran seni bali.
- Komplek ramai meliputi Panggung Terbuka Ardha Candra dan Panggung tertutup Ksirarnawa (keduanya berada di Selatan Sungai).
Di tempat ini setiap tahunnya pada pertengahan bulan Juni – Juli digelar pesta kesenian Bali (PKB) yang menampilkan pertunjukan budaya dan seni dari perwakilan seniman di seluruh Bali dan daerah lainnya di Indonesia yang biasanya dibuka presiden Republik Indonesia.
3. Museum Bali
Museum Bali merupakan museum tertua di Bali dan merupakan pelopor kehadiran museum-museum lainnya. Museum ini terletak di pusat Kota Denpasar, tepatnya di Jalan Mayor Wisnu, di sebelah timur lapangan Puputan Badung dan di sebelah selatan Pura Jagatnatha. Berdasarkan atas koleksinya, Museum Bali merupakan museum etnografi yaitu museum yang memiliki dan memamerkan benda-benda budaya dari zaman prasejarah hingga kini yang juga mencerminkan seluruh unsur kebudayaan Bali yang terdiri dari koleksi arkeologi, koleksi historika, koleksi seni rupa dan koleksi etnografika.
Museum Bali yang dibangun pada tahun 1910 menggunakan arsitektur tradisional dengan ornamen-ornamen khas Bali. Struktur fisiknya mengikuti struktur fisik dengan konsep trimanandala yaitu nista mandala/jaba sisi (bagian luar), madya mandala/jaba tengah (bagian luar sebelum memasuki bagian inti), dan mandala utama/jeroan (bagian inti) Di museum ini terdapat tiga bangunan utama
untuk memamerkan koleksi yang ada di museum :
1. Gedung Karangasem , dengan arsitektur khas Bali Timur untuk memamerkan koleksi Panca Yadnya.
2. Gedung Denpasar, untuk memamerkan koleksi prasejarah, sejarah dan seni rupa.
3. Gedung Buleleng , dengan arsitektur bergaya Bali Utara untuk memamerkan koleksi kain tradisional.
4. Monumen Puputan Badung
Monumen Puputan Badung terletak di jantung kota Denpasar di depan Museum Bali, yang sekarang terkenal dengan nama Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung. Monumen ini berada di sisi utara Lapangan Puputan yang dulu merupakan medan pertempuran saat terjadi Perang Puputan Badung pada tahun 1906 ketika Belanda menguasai Denpasar. Kata puputan berarti habis-habisan. Jadi monumen ini adalah sebagai bentuk peringatan dan penghormatan kepada rakyat Bali yang melakukan perang habis habisan melawan Belanda untuk membela kehormatan dan harga diri. Saat itu, tak kurang dari empat ribu orang termasuk keluarga raja Denpasar tewas. Kini tugu Puputan Badung menjadi saksi bisu dari kegiatan rekreasi masyarakat kota Denpasar yang setiap sore memadati Lapangan Puputan.
Pada tanggal 10 September 2009 Walikota Denpasar menetapkan perubahan nama Monumen Puputan Badung dengan nama Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung. Hal ini sebagai suatu penghormatan untuk mengenang kepahlawanan I Gusti Ngurah Made Agung yang berjuang membela tanah air. Dimana I Gusti Ngurah Made Agung adalah raja Badung VII yang memerintah tahun 1902-1906 sebagai tokoh sentral dalam peristiwa heroik Puputan Badung 1906 melawan kolonial Belanda yang gugur demi mempertahankan kemerdekaan tanah air (Badung) dalam rangkaian perjuangan merintis kemerdekaan Indonesia.
5. Monumen Bajra Sandhi
Monumen Bajra Sandhi terletak di depan Kantor Gubernur Kepala Daerah Propinsi Bali yang juga di depan Gedung DPRD Propinsi Bali Niti Mandala Renon persisnya di Lapangan Puputan Renon Denpasar. Monumen Bajra Sandhi adalah monumen perjuangan rakyat Bali untuk memberi rasa hormat pada para pahlawan serta merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman. Monumen ini menempati areal yang sangat luas, ada beberapa lapangan bola di sekelilingnya.
Keseluruhan data daerah monumen berbentuk segi empat bujur sangkar dengan penerapan konsepsi Tri Mandala :
1. Sebagai Utama Mandala adalah pelataran/gedung yang paling ditengah
2. Sebagai Madya Mandala adalah pelataran yang mengitari Utama Mandala
3. Sebagai Nista Mandala adalah pelataran yang paling luar yang mengitari Madya Mandala
Bangunan tugu gedung pada Utama Mandala tersusun menjadi 3 lantai :
1. Utamaning Utama Mandala
Utamaning Utama Mandala adalah lantai 3 yang berposisi paling atas berfungsi sebagai ruang ketenangan, tempat hening-hening menikmati suasana jarak disekeliling monumen. Para pengunjung bisa melihat panorama Denpasar dari tempat ini. Pada saat cuaca cerah sehingga pemandangan Denpasar terlihat jelas. Untuk mencapai tempat ini harus melewati tangga melingkat yang lumayan tinggi.
2. Madyaning Utama Mandala
Madyaning Utama Mandala adalah lantai 2 berfungsi sebagai tempat diorama yang berjumlah 33 unit. Lantai 2 (dua) ini sebagai tempat pajangan miniatur perjuangan rakyat Bali dari masa ke masa. Dioramanya mirip dengan yang ada di Monas, Jakarta. Tapi yang di sini hanya menampilkan perjuangan rakyat Bali. Mulai zaman kerajaan, masuknya Hindu, Majapahit, penjajahan, perang kemerdekaan, hingga saat ini.
Di bagian luar sekeliling ruangan ini terdapat serambi atau teras terbuka untuk menikmati suasana sekeliling.
3. Nistaning Utama Mandala
Nistaning Utama Mandala adalah lantai dasar Gedung Monumen, yang terdapat ruang informasi, ruang keperpustakaan, ruang pameran, ruang pertemuan, ruang administrasi, gedung dan toilet. Ditengah-tengah ruangan terdapat telaga yang diberi nama sebagai Puser Tasik, delapan tiang agung dan juga tangga naik berbentuk tapak dara.
6. Pasar Kumbasari
Seperti pasar pada umumnya, Pasar Kumbasari menjual barang-barang dagangan misalnya kostum atau pakaian namun harga yang ditawarkan relatif lebih murah dari barang-barang serupa yang dijual di toko-toko di pusat dunia Bali di jalan Gajah Mada. Lokasi Pasar Kumbasari sangat strategis yaitu terletak di jantung kota denpasar tepatnya di jalan Gajah Mada dan dekat dengan alun-alun kota denpasar membuat pasar ini mudah dijangkau.
Sebelumnya Pasar Kumbasari disebut dengan Peken Payuk (pasar pot) karena pasar ini yang paling populer sebagai tempat untuk menjual barang-barang dari gerabah (guci) seperti payuk (pot), pengedangan, cubek (piring dari tanah), paso (ember dari tanah) , caratan (kendi air dari tanah), jeding (barel dari tanah), penyantokan (pencampur dari tanah), Coblong (cangkir dari tanah), kekeb (penutup beras) dan lain-lain, juga barang-barang lainnya untuk upacara ritual keagamaan umat Hindu. Karena itulah Pasar Kumbasari di masa lalu disebut Peken Payuk atau pasar pot.
Pasar Kumbasari dibelah oleh Sungai Badung yang telah banyak mengalami perubahan. Kondisi air dan lingkungan sekitarnya sudah bersih, karena pemerintah kota denpasar telah mengupayakan mengajak masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan sungai dan lingkungan sekitarnya.
Sekarang sudah menjadi destinasi wisatawan lokal maupun mancanegara, terbukti dengan adanya beberapa guide di pasar kumbasari yang siap mengantarkan para wisatawan untuk berkeliling dipasar ini untuk mencari oleh-oleh khas bali yang dijual di toko-toko oleh-oleh sebagai cendera mata untuk wisatawan sehingga merupakan salah satu tujuan wisata di KotaDenpasar.
7. Pantai Sanur
Bagi para wisatawan yang ingin menemukan suasana ketenangan yang dipadukan dengan panorama alam, maka pantai Sanur adalah pilihan yang tepat. Jika pada pantai-pantai lain yang menjadi objek wisata di Pulau Bali, kita dapat menemukan pemandangan sunset yang ditunggu-tunggu oleh para wisatawan, maka untuk kawasan pantai Sanur tersebut, kita akan disuguhkan pemandangan matahari terbit atau yang disebut dengan sunrise. Inilah suasana indah yang betul-betul menjadi andalan kawasan pantai Sanur sebagai objek wisata alam yang menawan. Jika pantai kuta terkenal dengan keindahan matahari sore ketika terbenam, maka pantai sanur terkenal dengan pesona matahari terbit atau sunrise-nya.
Selengkapnya mengenai pantai Sanur lihat di Wisata Pantai Sanur.
8. Wisata Hutan Mangrove
Jika Anda akan menuju Bandara Udara Ngurah Rai dari Sanur, Anda akan melalui Hutan mangrove yang berada di kawasan Suwung Kauh, Denpasar, tepatnya di Jalan By Pass Ngurah Rai. Untuk menuju lokasi ini tidak sulit karena berada di sebelah kiri jalan By Pass Ngurah Rai. Anda dapat berhenti sejenak untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan alam hutan bakau yang indah, merasakan angin yang bertiup sepoi-sepoi, berfoto-foto, dan mengamati beberapa satwa penghuni hutan bakau.
Belum ada Komentar untuk "Objek Wisata Didenpasar"
Posting Komentar